Tuesday, November 8, 2016

Kreatif, dan Ternyata Drum Bekas Bisa Keren Juga! Desainnya Cantik dan Artistik.

Bagi kebanyakan orang, drum bekas mungkin dibuang secara percuma atau hanya dijadikan sebagai tong tempat pembuangan sampah. Namun tidak hal nya dengan seorang pengrajin di Cirebon. Drum-drum bekas limbah pabrik ini disulap menjadi berbagai aksesoris perabotan rumah tangga yang memiliki nilai ekonomi tinggi.


Di tangan kreatif Galeri Umah Tong, barang-barang drum bekas dari limbah pabrik ini disulap menjadi berbagai sofa cantik berwarna-warni, dan tentunya hasil kerajinan unik ini juga memiliki nilai jual yang lumayan tinggi.
Proses pembuatan sofa drum bekas ini memang membutuhkan ketekunan dan ketelitian. Drum-drum bekas yang telah di kumpulkan, di bentuk pola sesuai ukuran kursi dan meja kemudian baru dilakukan pemotongan.

Setelah dipotong menggunakan gerinda atau alat pemotong listrik, drum kemudian dibersihkan. Bagian drum yang rusak atau kempot diratakan kemudian dipoles dengan menggunakan dempul dan diamplas hingga rata.
Setelah potongan-potongan drum menyerupai meja dan kursi. Kemudian barulah dilakukan pengecatan, yang diawali dengan cat dasar, barulah kemudian dicat warna-warni dan finishing dilakukan pemasangan karet kaki-kaki serta busa sofa.


Untuk membuat satu set kecil sofa yang terdiri dari tiga kursi dan satu meja, dibutuhkan tiga drum, yang dikerjakan oleh tiga orang selama tiga hari, sedang kan untuk menyelesaikan satu set besar yang terdiri satu kursi panjang, dua kursi kecil dan satu meja dibutuhkan waktu tiga hari hingga satu minggu.
Setelah menjadi sofa warna-warni yang indah, Galeri Umah Tong bersama pegawainya menjual hasil karya mereka seharga Rp2 - 3 juta untuk satu set sofa drum.



Usaha kerajinan sofa drum bekas ini baru dilakoni Galeri Umah Tong sejak 9 bulan silam, menurutnya usaha kerajinan ini berawal setelah ia mendapat inspirasi dari media sosial, dan setelah mencoba, ternyata dirinya berhasil menciptakan sofa yang cantik berbahan baku drum bekas. Meski demikian masih belum banyak warga yang mengetahui hasil kerajinannya. Dan baru hanya dipasarkan dari informasi mulut ke mulut warga dan internet.